Prestasi tari saman bukan hanya
sekedar mengharumkan nama Daerah Gayo Lues akan tetapi lebih kebangsa Indonesia
ini, mulai dari diakui oleh unsco sebagai Daftar Representatif Budaya Tanpa benda Warisan Manusia
dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya
Tanpa benda UNESCO di Bali, 24 November
2011, mendapatkan rekor
buku Muri di urutan 6.752 dengan jumlah 5.073 penari dan masih banyak lagi
prestasi-prestasi yang tari saman dapatkan
.
Tidak dapat dipungkiri sedikit pun,
kalau kita harus berkata jujur keelokan tari saman mampu menghipnotis siapa
saja yang mencoba menyaksikannya. Jika ada para pengamat budaya yang mulai
berhalusinasi dengan fikiran-fikiran congkaknya bahwa tari saman tidak layak
mendapatkan pengakuan dunia atau tari saman masih dibawah standar tari-tari
lain, pada dasarnya mereka hanya cemburu, sirik dan iri hati
.
Apa yang mereka rasakan sejatinya
tak ada ubahnya seperti perumpaan wanita cantik yang sangat mereka kagumi, lalu
menikah dengan laki-laki lain yang tidak mereka sukai sama sekali, dalam
fikiran mereka wanita cantik yang mereka kagumi tersebut mendadak terlihat
jelek. Tentu saja wanita itu tidak secara tiba-tiba menjadi jelek, ini adalah mekanisme
fikiran bawah sadar semata hanya untuk mengibur diri sendiri karna melihat
wanita yang diidamakan ternyata mendarat kepelukan orang lain. Demikian pula
apa yang dirasakan sekarang para
pengamat budaya tersebut yang tidak mampu menerima kenyataan yang sebenarnya bahwa
tari saman pantas mendapatkan apresiasi yang lebih dari dunia.
Ada yang berkata: “ ah
tari saman tidak memiliki nilai seni”, “ apa hebatnya menepuk-nepuk bahu, anak
kecil bisa begituan”, “ tidak umum, hanya untuk laki-laki”, “tempuk bahu bukan seni”, “para
pengamat unesco buta warna, tidak bisa membedakan seni dan abal-abalan” “bla,bla,bla”.
Apa yang mereka katakan sebenarnya
hanyalah tanda-tanda terganggunya kejiwaannya, atau mungkin mereka bukan
pengamat budaya tapi mencoba memanifulasi dirinya didepan publik seolah-olah
sebagai seorang seniman! No coment.
Tapi yang jelas upaya mereka untuk
merendahkan tari saman Gayo Lues melalui opininya hanyalah sebuah percobaan
amat sangat sia-sia, bagaimana tidak! Semakin mereka mencari kekurangan tari
saman, alih-alih semakin jelek, malah tari saman semakin diakui eksitensinya
diatas bumi ini.
Kalau bisa kami ingin menyaksikan
tari saman setiap hari, bukan hanya karna keelokannya atau pengakuannya akan
tetapi karna kekekayaan kreatifitasnya,
kami sadar sebuah pertunjukan seni jauh dari kata membosankan dan tari saman adalah sebuah pertunjukan seni
yang sangat variatif, penuh tantangan dan tentunnya sangat sangat jauh dari
kata membosankan.
Jika ada yang tetap ngotot bahwa
tari saman tidak layak untuk mendapatkan pengakuan, kami tidak akan melakukan
upaya perdepatan yang berarti, bagaimana mungkin kami berdebat dengan orang buta
bahwa pelangi itu indah dan memiliki warna, tapi tetap saja sibuta mengakatakan
pelangi itu tidak berwarna dan tidak indah sama sekali, lalu apakah mungkin
kami mengikuti kekurangannya dan mengamini pendapatnya ,sedangkan kami tidak
buta??? yang benar saja! Ajari kami cara membenci tari saman Gayo Lues.