Tari Saman adalah sebuah tarian yang berasal dari suku Gayo (Gayo Lues-Aceh)
yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat, panen
padi dan acara persahabatan antar kampung #dibaca(saman bejamu-sara ingi
atau roa ingi) . Syair dalam tarian
Saman biasa mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Suku Gayo kecuali nyanyian selingan
atau pantun, biasanya mengunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Gayo Lues.
CATAT!!! Tari saman ini hanya dibawakan oleh kaum
laki-laki dan tidak diperuntukan untuk kaum perempuan.
Keelokan tari saman ini (tari seribu tangan-julukannya) telah
mendapatkan pengakuan dari dunia, salah
satunya UNESCO yang telah menetapkan
tari saman Gayo Lues sebagai Daftar Representatif Budaya Tanpa benda Warisan Manusia dalam Sidang
ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tanpa benda UNESCO
di Bali, 24 November 2011. Tentunya Tidak hanya masyarakat Gayo Lues,seluruh
Rakyat Indonesia patut bersyukur dan
bangga atas penghargaan yang luar biasa ini.
Tidak hanya itu pada hari Senin 24 Nopember 2014 di Gayo Lues tepatnya Stadion Seribu bukit . Tari
Saman ini juga telah tercatat dalam buku
Muri di urutan 6.752 dengan jumlah 5.073 penari. Awan Raharjo, perwakilan Muri,
yang hadir di tengah-tengah pertunjukan langsung mengumumkan hasil penilainnya
setelah naik panggung. ’’Tari Saman yang dilaksanakan 5.073 penari tidak masuk
dalam rekor Indonesia, tetapi dunia.
Gambar dibawah ini adalah asli
tari saman berasal dari Daerah Kabupaten Gayo Lues yang telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO.