Sungai deli merupakan salah satu, dari delapan sungai yang ada di Kota Medan. Sungai yang memiliki luas areal DAS mencapai 48.162 ha. Ia merupakan penyumbang sumber air terbesar bagi penduduk kota medan. Hulu sungai deli terletak di dataran tinggi yang berada di antara Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo. Luas hutan di hulu Sungai Deli hanya tinggal 3.655 hektar, atau tinggal 7,59 persen dari 48.162 hektar areal DAS deli, (http//www.wikipedia.org.)
Pada masa kerajaan Deli, sungai ini menjadi urat nadi perdagangan ke daerah lain. Sebab sungai deli dijadikan jalur transportasi dalam aktivitas perdagangan pada masa itu. Pada masa kejayaannya Sungai Deli memberikan sumbangsi yang cukup besar dalam menumbuhkembangkan Kota Medan. Di mana cikal bakal Kota Medan hanya merupakan sebuah perkampungan kecil yang bernama “Medan Putri”, (http.students.ukdw.ac.id).
Dari sumber kedua diatas dapat kita simpulkan bahwa sungai deli sangatlah berguna bagi sumber pengkehidupan masyarakat yang tinggal disana, tapi sekarang kualitas air sungai deli kini mulai menurun, Salah satu penyebab menurunya kualitas air sungai itu adalah pencemaran limbah padat dan cair. Limbah domestic (bersumber dari rumah tangga atau pemukiman)seperti sampah dan juga limbah cair hingga kini belum terkelola dengan benar. Begitu juga limbah cair yang dihasilkan oleh industri.
Atas kurangnya kesadaran masyarakat dan keenganan peduli industri terhadap lingkungan sungai deli ini, membuat sebagian mahasiswa dan pemuda Sumut, bergerak secara inisiatif membentuk Komunitas peduli sungai deli atau Komunitas Anak Pinggiran Sungai Deli(KOPASUDE).
Komunitas ini didirikan bertujuan untuk mengajak sekaligus mendidik masyarakat khusunya yang tinggal dipingiran sungai Deli agar lebih peduli lagi terhadap lingkungannya dan juga melakukan pendekatan khusus ke pemerintah kota Medan agar lebih tegas lagi menangani masalah kebersihan lingkungan seluruh sungai yang ada di Kota Medan.
Setelah bergerak dari tahun 2010 pada akhirnya KOPASUDE ini mendapatkan perhatian khusus dari berbagai kalangan komuntias dan pemerintah Kota Medan.
Dengan adanya pergerakan KOPASUDE ini membuka mata kita bahwa untuk mengatasi masalah umum tak seharusnya saling menyalahkan satu sama lain, inisiatif adalah kunci keberhasilan untuk mengatasi masalah.