Dalam satu artikel di Forbes,
Carmine Gallo seorang Communications Coach, menyatakan bahwa
President US Barack Obama selalu konsisten menerapkan 3 teknik utama dalam
retorika-nya.
Saya sangat tertarik membaca artikel
tersebut dan mencoba untuk membandingkannya dengan gaya retorika salah satu
Proklamator dan Pahlawan Nasional kita yakni Ir. Soekarno. Anda pasti
ikutan tertarik karena Ir. Soekarno ternyata juga menggunakan ke-3 teknik
rahasia tersebut.
Apa saja 3 teknik rahasia tersebut?
Mari sama-sama kita pelajari.
1.
Pemilihan kata dan Gaya bahasa
Rahasia pertama adalah pemilihan
kata dan gaya bahasa yang tepat.
Kata-kata retorika mereka berdua
selalu di susun apik sedemikian rupa sehingga penuh makna dan mampu menghujam
kedalam benak para audiens.
Obama:
Tonight, more than 200 years after a
former colony won the right to determine its own destiny, the task of
perfecting our union moves forward.
It moves forward because of you. It
moves forward because you reaffirmed the spirit that has triumphed over war and
depression, the spirit that has lifted this country from the depths of despair
to the great heights of hope, the belief that while each of us will pursue our
own individual dreams, we are an American family, and we rise or fall together
as one nation and as one people
(paragraf 1&2 Pidato Kemenangan
Obama 7 November 2012)
Ir. Soekarno:
Saya terharu sekali, bahwa kita pada
hari ini dapat merayakan hari ulang tahun Republik kita yang pertama. Saya
ingat kepada Tuhan yang Maha Kuasa, mengucapkan syukur alhamdulillah, sebab
usia Republik kita yang satu tahun itu, tak lain tak bukan ialah berkat dan
rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dan proklamasi kita itu menderu di
udara, sebagai arus listrik yang mengetarkan jiwa bangsa kita! Seluruh rakyat
kita, seluruh bangsa kita, menyambut proklamasi kita itu sebagai penebusan
janji pusaka yang lama, sebagai aba-aba yang mengeledek untuk memulai kehidupan
yang baru.
(paragraf 2 dan 5 pidato Ir.
Soekarno 17 Agustus 1946: Sekali Merdeka Tetap Merdeka)
Pemilihan kata-kata tersebut sangat
mengugah semangat. Anda pasti merasakan dan seakan dibawa ke dalam suasana
penuh semangat di dalam benak Anda bukan? Dibawa ke suasana dimana Anda
seakan bisa melakukan apapun dan Anda terlibat didalamnya. Sangat nyata dan
penuh makna.
2.
Pengulangan kata
Rahasia kedua adalah pengulangan
kata.
Teknik pengulangan kata sengaja
dilakukan oleh Obama maupun Ir. Soerkarno untuk memberikan penekanan dan
pengingat di benak para audiens. Teknik ini akan mengugah ingatan audiens
dan pada gilirannya menjadi teknik penyampaian pesan yang efektif.
Obama:
We want our children to live in an
America, that isn’t burdened by debt, that isn’t weakened up by inequality,
that isn’t threatened by the destructive power of a warming planet.
(paragraf 18 Pidato Kemenangan Obama
7 November 2012)
Ir Soekarno:
Ditengah-tengah nyalanya api,
ditengah-tengah menggeledeknya meriam, ditengah-tengah menghebatnya kekacauan,
kita harus menjalankan, memperlengkapi, menyempurnakan pemerintahan kita
.
(paragraf 18 pidato Ir. Soekarno 17
Agustus 1946: Sekali Merdeka Tetap Merdeka)
Anda lihat betapa kedua tokoh
tersebut sangat piawai dalam melakukan pengulangan kata-kata. Contohnya masih
banyak lagi. Anda bisa melihatnya di teks lengkap pidato Obama dan Ir. Soekarno
tersebut.
3.
Bahasa tubuh dan suara yang mumpuni
Rahasia ketiga adalah bahasa tubuh
dan suara yang mumpuni.
Obama maupun Ir. Soerkarno selalu
memahami pentingnya intonasi kata. Mereka kadang berapi-api bersuara lantang
untuk membangkitkan semangat, terkadang malah berbicara agak pelan dan
kadang-kadang malah berhenti sejenak untuk memberikan efek lebih mendalam
kepada para audiens.
Bahasa tubuh dalam pidato Obama dan
Ir. Soekarno juga tidak kalah baiknya. Mereka melambai dan menunjuk ke arah
audiens, tersenyum tulus, mengangkat tangan ke udara, berdiri tegak dengan
menatap tajam, ada kalanya menatap lembut penuh santun yang mencerminkan sikap
seorang pemimpin.
Kesimpulan
Keahlian Obama dan Ir. Soekarno
tidak terjadi begitu saja. Keduanya sudah lama sekali mempelajari teknik-teknik
berorasi dari para pemimpin dunia lainnya. Keahlian mereka bukan sesuatu yang gifted,
tetapi sesuatu yang dipelajari dan dilatih secara terus menerus. Anda pun bisa
melatihnya dan melakukan teknik tersebut.
Anda dan saya mungkin tidak punya
ambisi untuk menjadi presiden atau menjadi seorang orator ulung. Namun,
teknik-teknik ini semoga memberikan pembelajaran buat kita semua.
Bisa jadi kita akan berbicara di
depan publik pada suatu kesempatan nanti. Penggunaan kata yang baik,
penyampaian pesan secara efektif, bahasa tubuh serta serta intonasi kata yang
jelas memang harus kita miliki.