Imam Shadiq as berkata, "Saya tidak ingin seseorang
meninggal dunia sementara ia belum mengetahui sebagian perilaku Rasulullah
Saw."
1. Ketika berjalan, beliau berjalan
secara pelan-pelan dan wibawa.
2. Ketika berjalan, beliau tidak
menyeret langkah kakinya.
3. Pandangan beliau selalu mengarah
ke bawah.
4. Beliau senantiasa mengawali
salam kepada siapa saja yang dilihatnya... tidak ada seorangpun yang
mendahuluinya dalam mengucapkan salam.
5. Ketika menjabat tangan
seseorang, beliau tidak pernah melepaskannya terlebih dahulu.
6. Beliau bergaul dengan masyarakat
sedemikian rupa sehingga setiap orang berpikir bahwa dirinya adalah
satu-satunya orang yang paling mulia di mata Rasulullah.
7. Bila memandang seseorang, beliau
tidak memandang sinis bak pejabat pemerintah.
8. Beliau tidak pernah memelototi
wajah seseorang.
9. Beliau senantiasa menggunakan
tangan saat mengiyaratkan sesuatu dan tidak pernah mengisyaratkan dengan mata
atau alis.
10. Beliau lebih banyak diam dan
baru akan berbicara bila perlu.
11. Saat bercakap-cakap dengan
seseorang, beliau mendengarkan dengan baik.
12. Senantiasa menghadap kepada
orang yang berbicara dengannya.
13. Tidak pernah berdiri terlebih
dahulu selama orang yang duduk bersamanya tidak ingin berdiri.
14. Tidak akan duduk dan berdiri
dalam sebuah pertemuan melainkan dengan mengingat Allah.
15. Ketika masuk ke dalam sebuah
pertemuan, beliau senantiasa duduk di tempat yang akhir dan dekat pintu, bukan
di bagian depan.
16. Tidak menentukan satu tempat
khusus untuk dirinya dan bahkan melarangnya.
17. Tidak pernah bersandar saat di
hadapan masyarakat.
18. Kebanyakan duduknya menghadap
kiblat.
19. Bila di hadapannya terjadi
sesuatu yang tidak disukainya, beliau senantiasa mengabaikannya.
20. Bila seseorang melakukan
kesalahan, beliau tidak pernah menyampaikannya kepada orang lain.
21. Tidak pernah mencela seseorang
yang mengalami kesalahan bicara.
22. Tidak pernah berdebat dan
berselisih dengan siapapun.
23. Tidak pernah memotong
pembicaraan orang lain kecuali bila orang tersebut bicara sia-sia dan batil.
24. Senantiasa mengulang-ulangan
jawabanya atas sebuah pertanyaan agar jawabannya tidak membingungkan
pendengarnya.
25. Bila mendengar ucapan yang
tidak baik dari seseorang, beliau tidak mengatakan mengapa si fulan berkata
demikian, tapi beliau mengatakan, bagaimana mungkin sebagian orang mengatakan
demikian?"
26. Banyak bergaul dengan fakir
miskin dan makan bersama mereka.
27. Menerima undangan para abdi dan
budak.
28. Senantiasa menerima hadiah,
meski hanya seteguk susu.
29. Melakukan silaturahmi lebih
dari yang lain.
30. Senantiasa berbuat baik kepada
keluarganya tapi tidak melebihkan mereka dari yang lain.
31. Senantiasa memuji dan mendukung
pekerjaan yang baik dan menilai buruk dan melarang perbuatan yang jelek.
32. Senantiasa menyampaikan hal-hal
yang menyebabkan kebaikan agama dan dunia masyarakat kepada mereka dan
berkali-kali mengatakan, "Orang-orang yang hadir hendaknya menyampaikan
segala yang didengarnya kepada orang-orang yang tidak hadir."
33. Senantiasa menerima uzur
orang-orang yang punya uzur.
34. Tidak pernah merendahkan
seseorang.
35. Tidak pernah memaki atau
memanggil seseorang dengan gelar yang jelek.
36. Tidak pernah mengutuk
orang-orang sekitar dan familinya.
37. Tidak pernah mencari-cari aib
orang lain.
38. Senantiasa menghindari
kejahatan masyarakat, namun tidak pernah menghidar dari mereka dan beliau
selalu bersikap baik kepada semua orang.
39. Tidak pernah mencaci masyarakat
dan tidak banyak memuji mereka.
40. Senantiasa bersabar menghadapi
kekurangajaran orang lain dan membalas kejelekan mereka dengan kebaikan.
41. Selalu menjenguk orang yang
sakit, meski tempat tinggalnya dipinggiran Madinah yang sangat jauh.
42. Senantiasa menanyakan kabar dan
keadaan para sahabatnya.
43. Senantiasa memanggil nama
sahabat-sahabatnya dengan panggilan yang terbaik.
44. Sering bermusyawarah dengan
para sahabatnya dan menekankan untuk melakukannya.
45. Senantiasa duduk melingkar bersama
para sahabatnya, sehingga bila ada orang yang baru datang, ia tidak bisa
membedakan di antara mereka yang manakah Rasulullah.
46. Akrab dan dekat dengan para
sahabatnya.
47. Beliau adalah orang yang paling
setia dalam menepati janji.
48. Senantiasa memberikan sesuatu
kepada fakir miskin dengan tangannya sendiri dan tidak pernah mewakilkannya
kepada orang lain.
49. Bila sedang dalam shalat ada
orang datang, beliau memendekkan shalatnya.
50. Bila sedang shalat ada anak
kecil menangis, beliau memendekkan shalatnya.
51. Orang yang paling mulia di sisi
beliau adalah orang yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain.
52. Tidak ada seorangpun yang putus
asa dari Rasulullah Saw. Beliau selalu mengatakan, "Sampaikan kebutuhan
orang yang tidak bisa menyampaikan kebutuhannya kepada saya!"
53. Bila ada seseorang membutuhkan
sesuatu kepada beliau, Rasulullah Saw pasti memenuhinya bila mampu, namun bila
tidak mampu beliau menjawabnya dengan ucapan atau janji yang baik.
54. Tidak pernah menolak permintaan
seseorang, kecuali permintaan untuk maksiat.
55. Beliau sangat menghormati orang
tua dan menyayangi anak-anak.
56. Rasulullah Saw sangat menjaga
perasaan orang-orang asing.
57. Beliau selalu menarik perhatian
orang-orang jahat dan membuat mereka cenderung kepadanya dengan cara berbuat
baik kepada mereka.
58. Beliau senantiasa tersenyum
sementara pada saat yang sama beliau sangat takut kepada Allah.
59. Saat gembira, Rasulullah Saw
memejamkan kedua matanya dan tidak banyak menunjukkan kegembiraannya.
60. Tertawanya kebanyakan berupa
senyuman dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.
61. Beliau banyak bercanda namun
tidak pernah mengeluarkan ucapan sia-sia atau batil karena bercanda.
62. Rasulullah Saw mengubah nama
yang jelek dengan nama yang baik.
63. Kesabarannya mendahului
kemarahannya.
64. Tidak sedih dan marah karena
kehilangan dunia.
65. Saat marah karena Allah, tidak
seoranpun yang akan mengenalnya.
66. Rasulullah Saw tidak pernah
membalas dendam karena dirinya sendiri melainkan bila kebenaran terinjak-injak.
67. Tidak ada sifat yang paling
dibenci oleh Rasulullah selain bohong.
68. Dalam kondisi senang atau susah
tidak lain hanya menyebut nama Allah.
69. Beliau tidak pernah menyimpan
Dirham maupun Dinar.
70. Dalam hal makanan dan pakaian
tidak melebihi yang dimiliki oleh para pembantunya.
71. Duduk dan makan di atas tanah.
72. Tidur di atas tanah.
73. Menjahit sendiri pakaian dan
sandalnya.
74. Memerah susu dan mengikat
sendiri kaki ontanya.
75. Kendaraan apa saja yang siap
untuknya, Rasulullah pasti mengendarainya dan tidak ada beda baginya.
76. Kemana saja pergi, beliau
selalu beralaskan abanya
sendiri.
77. Baju beliau lebih banyak
berwarna putih.
78. Bila memakai baju baru, maka
baju sebelumny pasti diberikan kepada fakir miskin.
79. Baju kebesarannya khusus
dipakai untuk hari Jumat.
80. Ketika memakai baju dan sandal,
beliau memulainya dari sebelah kanan.
81. Beliau menilai makruh rambut
yang awut-awutan.
82. Senantiasa berbau harum dan
kebanyakan pengeluarannya untuk minyak wangi.
83. Senantiasa dalam kondisi
memiliki wudu dan setiap mengambil wudu pasti menyikat giginya.
84. Cahaya mata beliau adalah
shalat. Beliau merasa menemukan ketenangan dan ketentraman saat shalat.
85. Beliau senantiasa berpuasa pada
tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.
86. Tidak pernah mencaci nikmat
sama sekali.
87. Menganggap besar nikmat Allah
yang sedikit.
88. Tidak pernah memuji makanan dan
tidak juga mencelanya.
89. Memakan makanan apa saja yang
dihidangkan kepadanya.
90. Di depan hidangan makanan
beliau senantiasa makan makanan yang ada di depannya.
91. Di depan hidangan makanan,
beliau yang paling duluan hadir dan paling akhir meninggalkannya.
92. Tidak akan makan sebelum lapar
dan akan berhenti dari makan sebelum kenyang.
93. Tidak pernah makan dua model
makanan.
94. Ketika makan tidak pernah
sendawa.
95. Sebisa mungkin beliau tidak
makan sendirian.
96. Mencuci kedua tangan setelah
selesai makan kemudian mengusapkannya ke wajah.
97. Ketika minum, beliau meneguknya
sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.
98. Rasulullah lebih memiliki rasa
malu daripada gadis-gadis pingitan.
99. Bila ingin masuk rumah, beliau
meminta izin sampai tiga kali.
100. Waktu di dalam rumah, beliau
bagi menjadi tiga bagian: satu bagian untuk Allah, satu bagian untuk keluarga
dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Sedangkan waktu untuk dirinya
sendiri beliau bagi dengan masyarakat