“…sesungguhnya Allah tidak Mengubah Keadaan Suatu Kaum, sebelm kaum itu
sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka..”(Qs.13:11)
”Manusia dinilai dari bobot
semangatnya bukan dari banyaknya harta (Hikmah).
PENGERTIAN
DAN
TEORI
MOTIVASI
Teori sulit dibuktikan
secara kasat mata keberadaannya dalam diri kita. Tidak pernah terlihat dalam
penampilan kita (karena yang anda lihat dalam penampilan seseorang sebetulnya
bukan motivasi, tapi gejala motivasi). Tersimpan rapi dalam lubuk “misteri”
kemanusiaan. Namun walau keberadaannya tak kasat mata, tapi keberadaaanya
diakui, baik secara ilmih maupun awam.
Manusia
bisa dikatakan manusia karena ia (salah satunya) memiliki motivasi. Makhluk
lainnya tak memiliki motivasi. Jikapun makhluk hidup lainnya, seperti binatang,
dianggap memiliki motivasi, maka itu hanyalah “moativasi pada tingkat rendah”
istilah yang lebih tepatnya mingkin adalah Insting (naluri).
Setiap perubahan, baik dalam lingkup pribadi,
organisasi, masyarakat, Negara dan dunia membutuhkan motivasi sebagai pemicu
awalnya. Tanpa motivasi perubahan tidak akan terjadi. Dan tanpa perubahan
manusia tak mungkin bisa memiliki peradaban.
Motivasi
merupakan factor terpenting yang membuat manusia (dalam pengertian wujud)
berubah menjadi manusia seungguhnya (dalam pengertian kualitas). Tanpa
motivasi, manusia tak ubahnya seperti binatang yang berkaki dua.
Apakah
motivasi itu?
Motivasi merupakan dorongan untuk
melakukan sesuatu. Ia mampu mendorong manusia untuk bearbuat atau tidak
berabuat.
Motivasi juga sangat berkaitan dengan
kemampuan. Hal itu karena ada kemampuan yang kuat terhadap orang yang motivasi
tinggi. Missal, pernah terjadi kecelakaan mobil yangmenimpa seorang Ibu dan bayinya.
Mobil yang dikemudikan sang Ibu terbalik dan berheti dalam posisi miring. Sang
Ibu sendiri terlempar keluar tampa luka yang berarti, sementara Bayinya berada
dalam mobil persis dibagian sisi mobil yang miring, ketika regu penolong sampai
di tempat kejadian, sang Ibu terlihat bersimpuh samil mendekap dan menimang
Bayinya, yang juga tidak cedera. Mereka langsung dilarikan ke rumah Sakit.
Hasil pemeriksaan rumah sakit menunjukkan bahwa tulang belakang sang ibu retak.
Kemudian kejadiannya menjadi jelas. Sang Ibu yang berperawakan kecil itu
membalikkan mobilnya keposisi dengan empat rodanya dibawah, lalu dengan susah
payah mengeluarkan Bayinya dari dalam mobil dengan menggunakan keduakakinya.
Dalam upaya mengeluarkan Bayinya itulah tulang sang Ibu retak. Dalam keadaan
normal, tidaklah msuk akal bahwa seorang wanita yang berperawakan kecil mampu
melakukan itu. Sang Ibu tidak mempunyai kekuatan fisik atau otot, tetapi ia
sesungguhnya memiliki kekuatan motivasi.
Beberapa teori Tentang
Motivasi
Secara garis besar teori motivasi
terbagi menjadi dua, Teori Kepuasan/Isi (chontent Theory) dan teori proses
(Process Theory)
1. Teori Kepuasan (content Theory)
Yang termasuk teori ini adalah
teori-teori yang meneliti tentang factor-faktor apa saja dalam diri individu
yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan prilaku individu. Diantara
teori kepuasan adalah:
A. Teori
hirarki kebutuhan Maslow (Maslow’s
Hierarchy of needs)
Masliw bependapat ada lima tingkat kebutuhan manusia,
mulai dari kebutuhan fisioilogis yang paling mendasar sampai kebutuhan
tertinggi yaitu aktuakisasi diri. Menurut Maslow, individu akan termotivasi
untuk memenuhikebutuhan yang paling meninjol, atau yang paling kuat bagi mereka
pada waktu tertentu. Maslow menambahkan teorinya dengan satu kebuuhan yang
berdimensi spiritual. Masllow kahirnya mengakui bahwa manusia tidakmakan puas
kalau hanya dengan dengan memenuhi nkebutuhan yang berdimensi material dan
duniawi. Manusia akhirnya akan
membutuhkan sesuatu yang bernilai dan Religius (ketuhanan)
B. Teori
X dan Y (XY Theori)
Douglas Mc Gregor, ia mengatakan ada dua tipe
manusia, yaitu tipe X dan tipe Y. tipe X adalah manusia yang tidak menyukai
kerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab dan harus dipaksa agar berprestasi.
Sebalikny, manusia tipe Y adalah manusia yang menyukai kerja, kreatif,
bearusaha bertanggung jawab dan dapt bekerja tanpa perlu dipaksa. Mc Gregor
sendiri meyakini bahwa pengandaian manusia tipe Y lebih valid dari pada tipe X.
C. Teori
ERG (ERG Theory)
Clayton Alderfer berpendapat bahwa setip orang
mempunyai kebutuhan yang tersusun dalam suatu Hirarki.
Pertama, yang paling dasar adalah kebutuhan
eksistensi (Existence), yakni kebutuhan yang dipuaskan oleh factor-daktor
seperti makanan, minuman, udara, upah dan kondisi kerja.
Kedua, kebutuhan relasi (Relatedness), yakni kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan social
yang bermanfaat.
Ketiga, kebutuhan pertumbuhan (Growth), yakni
kebutuhan dimana indivisu merasa puas jika dapat membrikan kontribusi yang
kreatif dan produktif. Teori ERG berpendapat seperti Maslow bahwa kebutuhan
tingkat lebih rendah yang terpuas menghantar kehasrat kebutuhan yang lebih
tinggi.
D. Teori
kebutuhan Mc. Clelland (Mc. Clelland Theory)
Mc. Clelland mengajukan teori motivasi yang
berkaitan erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat ada tiga kebutuhan yang
dapat dipelajari, yaitu kebutuhan berprestasi (need for achievement), kebutuhan berkuasa (need for power) dan kebutuhan berafiliasi (need for affiliation). Mc. Clelland mengatakan bahwa jaika
kebutuhan seseorang dangat kuat, maka motivasinya akan kuat untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
E. Teori
Motivasi Higiene (Hygiene-Motivation Theory), Frederick Herzberg mengemukakan
dua factor tentang motivasi. Factor itu adalah factor yang membuat orang merasa
tidak puas dan factor yang membuat orang puas. Factor yang membuat orang tidak
puas lebih disebabkan faltor hygiene (ekstrinsik), yaitu kondisi diluar
individu, seperti upah, jaminan kerja, dtatus, pergaulan, hubungan
atasan/bawahan, dan lain-lain. Sedang faltor yang memnuat orang puas adalah
factor motivator (instrinsik), yaitu yang berasal dari dalam individu itu
sendiri, seperti tantangan, rasa berprestasi, minat, rasa tanggungg jawab, dan
aktualisasi diri. Untuk mencapai motivasi optimum dibutuhkan dua kondisi
intrinsic dan ekstrindik yang sama-sama memuaskan.
2. Teori
Proses (Process Theory)
teori ini menguraikan dn menganalisa
bagaimana prilaku digerakkan, didukung dan dihentikan, yang termasuk teori ini
diantaranya:
a) Teori
Harapan (Expectancy Theory)
Victor Vroom menyatakan
bahwa orang memilih cara bertingkah laku tertentu berdasarkan harapan akan apa
yang akan diperoleh dari setiap tindakannya. Semakin kuat harapannya, semakin
kuat motivasi untuk bertindak. Sebakiknya, semakin kecil harapannya, semakin
menurun motivasi untuk melakukan tindakan tertentu.
b) Teori
Penentuan Tujuan (Gold Setting Theory)
Menurut Edwin Locke, manusia cenderung untuk menenatukan sasaran
berjuang keras untutk mencapainya. Namun hal ini hanya akan memotivasi jika
sasaran tersebut diterima olehnya, jelas dan terdapat harapan yang cukup besar
untuk dapat dicapai. Penelitian menunjukan, semakin spesifik dan menantang
suatu sasaran, maka semakin efektif untuk memotivasi orang atau kelompok.
c) Teori
Penguatan (Reinforcement Theory)
B.
F. Skinner, Tingkahlaku dengan konsekuensi positif (penghargaan) cenderung akan
diulang, sebaliknya, tingkahlaku dengan kondekuensi negative (hukuman)
cenderung untuk tidak diulang.
d) Teori
Keadilan (Equity Theory)
J.
Stacy Adam ini mengasomsikan bahwa seseorang membandingkan usaha mereka dengan
orang lainnya dalam situasi kerja yang sama. Teori ini mengatakan bahwa orang
dimotivasi untuk diperlakukan secara adil. Bila ia diperlakukan secara tidak
adil, maka motivaasinya akan menurun. Sebaliknya jika diperkakukan secara adil,
maka motivasinya akan bertambah.
BAB II
URGENSI MOTIVASI DIRI
Kesuksesan
adalah impian setiap orang. Banyak orang mengejar impian ini dengan berbagai
cara. Bahkan ada yang menghalalkan segala cara untuk dapat meraihapa yang ia
anggap sebagai kesuksesan. Ada yang menganggap kesulsesan itu identik dengan
kekayaan, kedudukan yang tinggi dan populeritas. Tapi anggapan itu sebetulnya
semu. Sukses yang sesungguhnya tidak terkait dengan materi dan status yang ada
diluar kita. Sukses adalah perasaan
bahagia yang muncul dari hati. Perasaan bahagia karena telah meraih apa yang diyakini
sebagai kebenaran dan menjalannya dengan konsisten.
Namun apapun makna
sukses yang dipahami orang, sukses ak datang begitu saja. Ia membutuhkan syarat
yang dilakukan dengan konsisten.
Syarat
sukses ada 3, yakni: semangat, visi dan aksi
Orang
yang sukses membutuhkan semangat (motivasi), karena tanpanya, sukses akan
diraih ddalam waktu yang lambat. Bahkan mungkin tak tercapai, karena keburu
dijemput maut, walaupun sekses diraih tanpa semangat hasilnya tidak optimal.
“kalah” dengan orang lain yang suksesnya dengan semangat, padahal berangkatnya
pada titik yang sama.
Orang
yang ingin sukses juga membutuhkan visi.
Tanpa visi (tjuan) tak ada yang namanya sukses. Yang ada hanya surprise
(kejutan), yang mungkin tak sesuai dengan harapan. Semangat tanpa visi ibarat
orang yang berlari ditempat. Hanya kedibukan yang didapat, tapi bukan
kesuksesan.
Orang
yang ingin sukse harus beraksi. Harus mengerjakan apa yang menjadi visinya.
Tanpa aksi, walau ada semangat dan visi, sukses hanyalah impian belaka. Tanpa
aksi, sukses hanya sekedar rencana da atas kertasssssssssss, tak mungkin ada
kesuksesan, jika tak dilaksanakan apa yang menjadi visinya.
Modal
Awal Sukses: motivasi Diri Sendiri
Semangat(motivasi)
mutlak diperlukan bagi setiap orang. Motivasi menjadi modal dan pemicu awal
sebelum orang berfikir tentang visi dan
aksi. Perbedaan antara orang sukse dan gagal letaknya disini. Orang sukses
berbuat untuk berfikir, orang gagal berfikir untuk berbuat. Orang gagal sekedar
berfikir, tapi takut berbuat, sehingga tak pernah berbuat.
Yang
dimaksud motivasi disini adalah motivasi yang tinggiuntuk melakukan sesuatu.
Bukan motivasi yang pas-pasan dan tanggung. Untuk sukses dibutuhkan motivasi
yang membakar, semangat yang membara, gairah yang menggebu-gebu, untuk giat
bekerja meraih apa yang dicita-cotakan. Untuk selalu memiliki motiasi yang
tinggi, kita harus mampu memotivasi diri kita sendiri, jangan sampai tergantung
pada motivasi orang lain atau lingkungan yang memotivasi kita. Ini biasanya
sifatnya amat situasional dan temporer, tergantung pada stimulus lingkusngan.
Herzberg mengatakan dalam teori Higiene-Motivator.
Ada
dua jenis motivaror, yakni motivasi intrinsic (motivator) dan
motivasi ekstrinsik (hygiene). Motivasi
intrinsic adalah motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
berasal dari lingkungan. Kontinum
motivasi intrinsic adalah dari kepuasan rendah kepada kepuasan tinggi.
Sedang kontinum motivasi ekstrinsik
adalah dari ketidak puaasan rendah kepada ketidak puasan tinggi, artinya:
motivasi ekstrinsik tidak dapat membuat orang puas, jasdi kepuasan hanya dapat
diraih dengan motivasi instrinsik (motivasi dari dalam diri sendiri).
Urgensi
Motivasi Diri
Motivasi diri
menjadi urgen bagi kita. Jauh lebuh urgen dari pada menunggu
dimotivasi orang lain atau lingkungan. Kemampuan memotivasi diri sendiri jauh
lebih penting dari pada kemempuan
memotivasi orang lain.
Ada
14 urgensi mengapa kita perlu memotivasi diri sendiri, sbb:
1 Selalu
bersemangat.
Orang
yang mampu memotivasi dirinya akan selalu bersemangat. Ia bekerja dengan gairah
yang tinggi. Hal ini karena ia merasa memperoleh kepuasan batiniah dengan
bekerja. Pekerjaan baginya sesuatu yang perlu dinikmati, bukan beban yang perlu
dihindari, justru ketika tidak bekerja, ia merasa kepuasannya berkurang, ia
merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya.
Sering
orang tertipu, menyangka orang yang kalem dan pendiam sebagaiorang yang tidak
bersemangat, sebaliknya, menyangka orang yang banyak omong dan terlihat sibuk
sebagai orang yang bersemangat, belum tentu orang yang banyak omong dan terlhat
sibuk mempunyai semangat kerja. Boleh jadi semanganya hanya semangat “karbitan”
bersifat situasional dan temporer, karena dimotivasi orang lain.
2 Tekun
dalam bekerja
Orang
yang mampu memotivasi dirinya sendiri akan tanpak dari ketekunannya dalam
bekerja. Ia akan bekerja secara rutin dan berkesinambungan, bukan bekerja
secara kontemporer dan flukatif. Hal itu karena kmetekunan membutuhkan
semangat. Ia mampu menyemangati dirinya sendiri. “ sumber energinya” berasal
dari dirinya sendiri. Ketika sumber energinya habis, ia mampunmengisinya
kembali tanpa menunggu pasokan dari orang lain.
3 Tidak
tergantung pada motivasi orang lain
Dengan
mampu memotivvasi diri, kita akan lebih mandiri. Tidak menunggu motivasi dari
orang lain. Perlu dipahami bahwa tidak selamanya lingkungan mampumemotivasi
kita. Mungkin kita malah berada pada lingkungan yang membuat patah semangat.
Maka pada kondisi seperti ini, kemempuan memotivasi diri sangat diperlukan agar
kita terus dapat beraktivitas menuju cita-cita.
4 Selalu
berinisiatif dan kreatif
Inisiatif
adalah berbuat lebih dahulu sebelum orang lain melakukannya.
Keratif adalah kemampuan untuk
menghadirkan ide-ide baru. Inisiatif dan kreatif menjadi karakter orang yang
mampu memotivasi diri karena dua sifat itu membutuhkan semangat untuk
menghadapi tantangan. Hal inin dimiliki oleh orang yang mampu memotivasi diri.
5 Produktif
dalam bekerja
Produktivitas
orang yang mampu memotivasi dirinya akan lebih tinggi dari pada orang menunggu
dimotivasi orang lain.
6 Trcapainya
tujuan yang diinginkan
Kesungguhan
ini menyebabkan ia lebih berpeluang untuk maraih tujuannya daripada orang yang
tidak bersungguh-sungguh.
7 Meraih
tujuan lebih cepat
Orang
yang mampu memotovasi dirinya akan meraih tujuannya lebih cepat daripada orang
yang tidak mampu memotivasi dirinya. Hal ini karena meraih tujuan lebih cepat
membutuhkan semangat. Semangatnya menggebu-gebu melebihi oang yang tidak mampu
memotivasi dirinya, sehingga wajar ia lebihcepat mencapai tujuannya
8 optimis
terhadap masa depan
motivasi
menumbuhkan optimisme